Beberapa Fakta Seputar Kecelakaan Maut di Tol Palembang

  • Share

Pada hari Jumat (7/1) lalu, kecelakaan maut terjadi di ruas tol Palembang-Lampung terjadi. Korban yang meninggal tersebut merupakan seorang wanita usia 21 tahun. Penyebabnya ketika korban berusaha menghindari jalan berlubang dan mengakibatkannya terpental sejauh 15 meter dari lokasi lubang tersebut.

Fakta Seputar Mahasiswi yang Tewas di Tol Palembang

AKP M Alka selaku Kasat Lantas Polres Ogan Ilir ketika dihubungi oleh pihak wartawan membenarkan hal tersebut. Ia menyebutkan bahwa peristiwa naas tersebut terjadi pada hari Jumat sekitar pukul 17.34 WIB. Waktu itu korban mengendarai minibus bernopol BG-1649-KF di jalur dua Tol Palembang-Kayu Agung Km 362.  Akibat menghindari lubang ke arah kiri yang ada di ruas jalan tol tersebut, mobil Brio yang dikendarainya oleng dan menyebabkan korban terpental keluar sejauh 15 meter dan tewas di tempat.

Inilah 3 Fakta Seputar Kecelakaan Maut di Tol Palembang

Terkait kecelakaan maut yang terjadi di ruas jalan tol Palembang tersebut, terdapat 3 fakta menarik yang perlu diketahui :

1. Korban Seorang Mahasiswi

Korban yang tewas dalam kecelakaan maut tersebut ternyata bernama Febi Khairunisa (21) dan masih berstatus sebagai mahasiswi di salah satu universitas swasta di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Hal ini diketahui dari kartu identitas korban yang ditemukan di lokasi kecelakaan.

Baca juga :  Trump Menggugat Keponakannya dan Surat Kabar 'The New York Times' Karena Mengungkapkan Informasi Pajaknya

Kecelakaan tersebut terjadi pada sore jumat menjelang malam ketika korban mengendarai mobil Brio dari Palembang menuju rumahnya di  Kayu Agung. Diduga korban melaju dengan kecepatan tinggi saat melewati lokasi kecelakaan. Tiba-tiba di ruas jalan, korban bertemu lubang yang berukuran cukup dalam, berdiameter sekitar 50 cm dengan kedalaman sekitar 15-20 cm.

Karena ingin menghindari lubang tersebut, korban langsung banting setir ke kiri. Naas, mobil yang dikendarainya hilang kendali dan akhirnya menabrak median jalan. Korban akhirnya meninggal di tempat dan belum sempat dilarikan ke rumah sakit (RS).

2. Banyak Diadukan Warga

Keberadaan lubang yang cukup besar dan dalam tersebut ternyata sudah sering dikeluhkan dan diadukan warga karena dianggap bisa membahayakan pengendara mobil.

Salah seorang sopir truk yang sering bolak-balik melewati jalan tol tersebut menyampaikan kalau dia sudah pernah mengadukan kondisi jalan tol tersebut akibat adanya lubang tersebut. Menurutnya, jalan tol tersebut tidak layak untuk dilewati karena kondisi jalannya yang bergelombang dan lubang di mana-mana. Ia juga menyampaikan bahwa pihak pengelola tol seharusnya peka terhadap hal tersebut.

Sopir truk tersebut juga mengaku bahwa dirinya sudah menduga akan adanya kecelakaan maut seperti yang menimpa mahasiswi tersebut. Menurutnya, pihak kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seharusnya melakukan evaluasi secepatnya.

Baca juga :  Gletser 'Kiamat' Thwaites Dikhawatirkan Runtuh dalam 5 Tahun

Pria tersebut juga menyampaikan bahwa kejadian naas tersebut bukan salah sopir. Kondisi jalannya sendiri yang memang tidak layak. Pihak korban bisa saja menuntut pihak pengelola tol akibat kejadian ini. Ia juga menyarankan agar pihak pengelola tol yang sekarang diganti saja karena dianggap gagal dalam mengelola tol tersebut.

3. Tanggapan Pengelola Tol

Menanggapi keluhan yang disampaikan sebagian warga, pihak pengelola tol akhirnya buka suara memberikan penjelasan terkait kondisi jalan tol tersebut.

Sabdo Hari Mukti selaku Manajer Operasi Waskita Sriwijaya Tol menyampaikan kepada sejumlah wartawan bahwa pengelola jalan tol sudah mematuhi standar pelayanan minimum. Hanya saja, curah hujan yang tinggi serta ODOL (overdimension dan overloading) menyebabkan kondisi jalan cepat rusak. Ia juga menyebutkan bahwa kecepatan mobil juga menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

Sabdo juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa langsung mendeteksi adanya lubang di tengah jalan dikarenakan kondisi hujan dan arus lalu lintas dari kendaraan berat. Sehingga, pihaknya susah untuk memprediksi kondisi jalan yang tiba-tiba rusak.

  • Share

Leave a Reply