Virus Covid-19 dengan variasi baru kembali mewabah di Indonesia dengan varian bernama Omicron. Kasus Omicron di Indonesia semakin hari semakin bertambah, hingga kini sudah tercatat sebanyak 19 orang yang terkena kasus ini. Siti Nadia Tarmizi yang merupakan juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes menyampaikan bahwa kasus baru tersebut merupakan hasil Whole Genome Sequencing (WGS).
Dengan penjelasan tersebut, Nadia mengatakan di depan pers bahwa total kasus yang sudah dikonfirmasi positif Omicron di Indonesia berjumlah 19 orang. Dari penjelasan tersebut, 11 kasus Omicron baru ini merupakan imported chase atau kasus impor yang berasal dari pelaku perjalanan internasional yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Saat ini 11 orang yang baru terkena kasus Omicron tersebut sedang menjalani karantina di Jakarta.
Temuan kasus Omicron di pintu negara ini menunjukkan hasil penguatan surveilans dan peningkatan pemeriksaan WGS, terutama bagi pasien dari pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif. Sehingga, proses penanganannya pun bisa dilakukan dengan langkah yang tepat dengan cepat.
Dari wawancara tersebut, Nadia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dengan penyebaran Omicron yang sangat cepat. Dia juga meminta agar semua orang menunda terlebih dahulu perjalanan ke luar negeri dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) serta segera mengikuti vaksinasi covid-19.
Akibat Bertambahnya Kasus Omicron, Jalur Masuk Tanah Air Diperketat.
Seiring dengan bertambahnya kasus Omicron di Indonesia, satgas covid-19 tetap akan memperketat jalur masuk ke tanah air. Berdasarkan konfirmasi Kementerian Kesehatan pada Jumat 24 Desember 2021, terkonfirmasi 11 kasus baru terjadi berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS). Berdasarkan kasus tersebut, total ada 19 kasus positif Omicron di Indonesia. Dengan demikian jalur masuk tanah air harus tetap ketat dan tidak boleh kendor baik untuk WNA atau WNI.
Sejalan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (kemenhub) menegaskan kepada seluruh maskapai penerbangan untuk tidak menambah frekuensi penerbangan, khususnya pada masa libur Natal dan Tahun Baru untuk mencegah dan mengurangi mobilitas masyarakat.
Juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan hal senada dengan kemenhub. Beliau menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran diri masing-masing agar tidak berpergian terlebih dahulu, apalagi di saat suasana libur Natal dan Tahun Baru. Penting bagi kita untuk saling menjaga satu sama lain.
Masker yang Tepat Untuk Hadapi Omicron
Akibat varian Omicron yang sangat meluas dan terus menyebar tersebut, beberapa ahli mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pilihan masker wajah, apalagi bagi Anda yang masih mengenakan masker jenis kain. Analisis medis CNN Dr Leana Wen mengatakan bahwa masker kain tidak lebih dari sekedar hiasan wajah saja, sehingga tidak ada tempat bagi mereka selain Omicron. Wen dalam wawancaranya juga menambahkan bahwa inilah yang dikatakan para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat selama berbulan-bulan.
Dr Leana Wen merupakan seorang dokter darurat dan Profesor tamu kebijakan dan manajemen kesehatan di Universitas George Washington, mengatakan setidaknya kita harus mengenakan masker bedah 3 lapis yang dikenal juga sebagai masker sekali pakai. Masker ini bisa Anda temukan di sebagian besar toko seperti toko obat, toko grosiran dan eceran.
Secara ideal di tempat-tempat ramai Anda harus menggunakan masker kn95 atau N95. Dengan menggunakan masker jenis ini, serat polipropilen yang ada di dalamnya bisa bertindak sebagai penghalang mekanis dan elektrostatik, sehingga lebih baik dalam mencegah partikel-partikel kecil masuk ke hidung dan mulut. Dengan memanfaatkan peran masker berkualitas maka penyebaran virus Omicron bisa ditahan.