KKP Akan Bahas Strategi Ekonomi Biru di Presidensi G20 Indonesia

  • Share

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan kalau pihaknya akan turut ambil bagian dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 yang akan diselenggarakan akhir tahun ini. Dalam pertemuan tersebut, isu yang akan diangkat terkait lingkungan dalam segmen Environment and Climate Sustainability Working Group (ECSWG).

Presidensi G20 Indonesia

ECSWG yang berada di bawah naungan Presidensi Indonesia akan lebih fokus pada prioritas sustainable recovery, land and sea-based actions, maupun resource mobilization. Semua itu tentu saja untuk memberikan dukungan terhadap perlindungan lingkungan maupun target-target mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

Dari ketiga isu tersebut, ada 7 isu turunan yang nantinya akan diprioritaskan, di antaranya adalah keanekaragaman hayati yang erat kaitannya dengan Post 2020 Global Biodiversity Framework, perlindungan ekosistem laut yang erat kaitannya dengan IUU Fishing, masalah sampah laut, efisiensi penggunaan sumber daya, dan lain sebagainya.

Terkait hal ini, KKP bisa memberikan dukungan melalui kebijakan ekonomi biru KKP. Kebijakan tersebut akan mengupayakan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan maupun pemanfaatan ruang laut. Tentu semua itu dengan tetap mempertimbangkan ketahanan ekologi dan ketahanan ekonomi.

Jika dispesifikkan, hakikat ekonomi biru berdasarkan program prioritas KKP dalam bidang pengelolaan ruang laut mencakup rehabilitasi ekosistem pesisir, adaptasi perubahan iklim, mitigasi bencana, maupun pengelolaan kawasan konservasi dan jenis ikan.

Baca juga :  Tips Pemasaran Hasil Usaha Pertanian Melalui Media Online

KKP juga menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur. Tujuannya untuk mewujudkan tiga hal penting, yaitu memerangi praktik illegal fishing, mendukung dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi secara merata khususnya pada wilayah-wilayah pesisir dalam rangka mengentaskan kemiskinan, serta memberikan jaminan untuk kesehatan laut untuk jangka waktu yang panjang.

Selain itu, KKP dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 akan memberikan dukungan untuk pemulihan pasca pandemi dan ketahanan pangan, yang diperoleh melalui peningkatan produktivitas perikanan budidaya yang berkelanjutan. Selain itu bisa juga diperoleh melalui penangkapan terukur serta peningkatan mutu maupun keamanan pangan.

Sekedar diketahui, sejak awal Desember 2021, Presidensi G20 Indonesia 2022 sudah berlangsung di Bali. Puncak kegiatan tersebut akan berlangsung pada akhir Oktober mendatang dalam gelaran G20 Leaders’ Summit.

Apa Untungnya Jika Indonesia Jadi Presidensi G20?

Perlu diketahui bahwa negara-negara anggota G20 mengapresiasi adanya penyusunan substansi pelaksanaan agenda pada Presidensi G20 tahun 2022.

Dody Budi Waluyo selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa para delegasi yang hadir menunjukkan apresiasi mereka yang tinggi dalam pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) di Nusa Dua, Bali.

Baca juga :  Presiden Jokowi Beri Kemudahan dan Insentif Bagi yang Berwirausaha

Penyelenggaraan event mulai dari penyediaan pesawat khusus, hospitality, penyambutan di hotel, maupun pelaksanaan di ruang sidang dinilai baik. Indonesia dinilai profesional dalam hal ini dengan dukungan infrastruktur yang baik. Hal ini disampaikan oleh Dody Budi Waluyo dalam konferensi pers FCBD, di Nusa Dua Bali, ditulis pada hari Sabtu (11/12/2021).

Menurut Dody, hal ini akan menjadi catatan positif dalam rangka menuju pertemuan berikutnya ke level working group. Selanjutnya akan bertemu pada level di tingkat menteri keuangan maupun gubernur bank sentral.

Tentu saja keberadaan event internasional ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia, yang menambah keuntungan hingga US$ 533 juta terhadap produk domestik bruto (PDB).

Bertolak dari rangkaian Presidensi G20 ini, BI maupun Kementerian Keuangan akan melakukan kurang lebih 150 pertemuan. Pertemuan tersebut terdiri dari pertemuan kepala negara, menteri keuangan, maupun gubernur bank sentral hingga seminar internasional.

Keberadaan event ini tentunya akan memberikan efek positif berupa terbukanya 33 ribu lapangan kerja baru. Selain itu, pertemuan G20 juga diharapkan dapat menjadi ajang bagi Indonesia dalam menampilkan berbagai reformasi yang telah ditempuh.

  • Share

Leave a Reply