Seputar Corona : Luhut Minta Pasien Corona ke Isolasi Terpusat hingga 69 Persen Kasus Corona Meninggal Belum Vaksin

  • Share

Berita seputar Corona kali ini terkait permintaan Luhut agar pasien Corona gejala ringan tidak perlu ke rumah sakit, tetapi cukup isolasi terpusat. Selain itu akan dibahas juga mengenai fakta kebanyakan kasus Corona saat ini di Indonesia adalah Omicron, hingga fakta yang menunjukkan kalau 69 persen kasus Corona meninggal terjadi pada pasien yang belum divaksin atau vaksin belum lengkap.

Pasien Corona ke Isolasi Terpusat

Penasaran dengan detail beritanya? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Pasien Corona Gejala Ringan Diharapkan ke Isolasi Terpusat, Bukan RS

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Kemaritiman dan Investasi meminta agar pasien Corona yang mengalami gejala ringan cukup melakukan isolasi mandiri atau ke isolasi terpusat saja, bukan ke rumah sakit.

Luhut juga menjelaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan obat-obatan hingga tempat tidur di rumah sakit dalam rangka menghadapi lonjakan kasus Corona. Dia juga menyebutkan kalau jumlah tempat tidur sama halnya saat gelombang Corona yang disebabkan oleh Delta tahun lalu.

Selain itu, pemerintah juga mengaktifkan fasilitas isolasi terpusat yang diperuntukkan bagi pasien Corona tanpa gejala atau mengalami gejala ringan. Dengan adanya fasilitas isolasi terpusat untuk pasien dengan kriteria di atas, rumah sakit tidak akan terbebani.

Baca juga :  Kini Varian Omicron Sudah Terdeteksi di Jatim

Hal ini sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa rumah sakit hanya untuk merawat pasien Corona yang mengalami gejala sedang, berat dan kritis. Arahan tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi setelah melakukan diskusi yang mendalam dengan para ahli.

Luhut menyebut pemerintah bakal mendorong penyediaan tempat inap bagi para tenaga kesehatan. Tujuannya, agar para tenaga kesehatan bisa berada di dekat rumah sakit.

2. Sebagian Besar Kasus COVID-19 di Indonesia Varian Omicron

Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa sebagian besar kasus positif di Indonesia didominasi oleh varian Omicron. Menkes juga menyinggung soal Reagen khusus yang memang dibuat untuk mengidentifikasi Omicron. Oleh karena itu, saat ini pihaknya melakukan dalam rangka mendeteksi penyebaran kasus.

Menkes juga menegaskan bahwa tidak ada tes PCR yang mencapai tingkat kesempurnaan 100 persen. Kisarannya berkisar 95-99 persen. Oleh karena itu, orang yang datang dari luar negeri boleh melakukan tes pembanding setelah dinyatakan positif.

3. 69 Persen Kasus Corona Meninggal Belum Vaksin

Di tempat yang lain, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa sejak varian Omicron merebak di Indonesia pada bulan Januari 2022 lalu, sudah ada 350 pasien yang meninggal dunia. Dari total jumlah, sebanyak 69 persen dikonfirmasi belum mendapatkan vaksin lengkap.

Baca juga :  Syarat Gratis Vaksin Booster COVID-19

Luhut juga menjelaskan bahwa sebagian besar pasien yang meninggal tersebut merupakan lansia atau yang memiliki komorbid. Oleh karena itu, pentingnya vaksinasi bagi kelompok tersebut dalam rangka mengurangi risiko sakit.

Dalam siaran pers di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa mayoritas pasien yang mendapatkan perawatan akibat gejala berat, kritis, dan meninggal dunia adalah para lansia. Di sinilah pentingnya vaksin bagi mereka.

Lebih lanjut, Luhut juga mengkritik orang-orang yang hingga saat ini masih menyuarakan anti vaksin COVID-19. Menurutnya, orang-orang antivaksin inilah yang turut bertanggung jawab atas kasus kematian pasien COVID-19.

Luhut menyebutkan bahwa data-data yang menunjukkan tingginya angka kematian terbesar pada pasien yang belum sempurna vaksinnya dipegang betul-betul oleh semua pihak, terutama bagi mereka yang selama ini menganjurkan untuk tidak vaksin. Selain itu, Luhut menegaskan kalau mereka inilah yang bertanggung jawab pada komunitas jika terjadi kasus meninggal akibat tidak divaksin.

  • Share

Leave a Reply